Di sini langit mendung, dan sesaat lagi mungkin akan
turun hujan. Hai kau yang di sana, apakah kau baik-baik saja? Jawabnya pasti
baik, sebab tadi aku tanyakan kabarmu. Kau bilang ‘baikkk’ dengan kelebihan
pada huruf ‘k’ mungkin kau sedang amat sangat baik.
Kau tahu? Tentu tidak, karena lagi-lagi aku belum
memberitahumu. Pertemuan, perjalanan, perpisahan, semua pasti terjadi. Kita
pernah sumringah kala bertemu, dan pernah ku rasakan pedih saat kehilangan itu
datang. Kita pernah sangat ingin menjadi bagian dari hidup seseorang. Namun pernah
juga berakhir dengan harus merelakan.
Aku ingin membangun kembali, semua yang telah aku
porak porandakan sendiri, sementara kau diam di sana, di lain sisi. Memandangku
dengan semua sikapku yang sejujurnya aku sendiri tak mengerti. Kau tahu aku ini
amatir, terlebih tentang cinta. Maaf, aku kalut dibuatnya.
Bisakah kita bangun kembali? Semua yang telah aku
porak porandakan sendiri? Aku jenuh mendengar suaramu, karena hanya lewat
radio. Aku jenuh menatap wajahmu, karena hanya lewat potret di social media. Rasanya
aku ingin bertemu. Untuk lihat semuanya lebih nyata. Sudahkah berubah suara
khas milikmu? Sudahkah sedikit berubah rupa wajahmu? Akankah kantung mata itu
masih bersemayam? Atau rambutmu masih pendek seperti dulu?
Aku bosan walau sempat senang ketika harus mendengar
suaramu yang terkontaminasi microphone. Kala mentari pagi menyambut hari,
bersama suaramu yang riang gembira, sedang siaran ya? Aku rindu untuk ucapkan ‘selamat
siaran, semangat!’ padamu, tapi jariku pernah kaku untuk melakukannya. Siaran sepagi
itu, sudahkah kau mandi? Atau sekedar membasuh wajahmu? Ahh… bagaimana pun kau,
aku tak pernah peduli itu. Yang ku tahu hanya aku menyayangimu. Merindukanmu. Sangat
ingin bertemu. Agar tak hanya dengan suara khas-mu. Agar tak hanya liat
potretmu. Aku ingin semua kembali nyata. Kau berada di sana, tepat di depan
mata.
Bisakah kita bangun kembali? Semua yang telah aku
porak porandakan sendiri dengan sikapku yang sejujurnya aku pun tak mengerti. Bisakah
kita bangun kembali?
Dari aku si perusak kata
kala bibir melengkung bahagia karenamu
Minggu, 07 Februari 2016
0 komentar:
Posting Komentar