Diberdayakan oleh Blogger.
Free Hello Kitty ani Cursors at www.totallyfreecursors.com

Jumat, 29 Mei 2015

Manish : Lupa Ternyata Menular part II

Oii...oii...
Lama aku tidak post. Sebab masih dikejar-kejar deadline. Entah kenapa deadline senang kejar aku. Mungkin doi ngefans. Nanti ya foto barengnyaaa 😆 #plak

Jika kamu tanya deadline apa, tentu akan aku jelaskan. Namun jika tidak tanya juga tetap aku jelaskan. Aku maksa.

Inilah ini hari terakhir, yang mana deadline semakin mencekik. Inilah ini deadline yang diberikan MMO. Lengkapnya Mentoring Menulis Online. Aku ikut, namun yang batch 2. Hehehe...disana itu aku diajar untuk nulis. Rasanya seperti anak TK harus belajar nulis lagi ya. Tentu ini beda, bukan nulis sembarang nulis. Tapi ini nulis ahhsudahlah... kenapa jadi bahas ini? Kenapa aku jadi tampak promosi? Nggak kebagian royalti lagi. Muehehehe...

Kembali ke judul, iya langsung aja ke ceritanya. Lama setelah mengobrol dengan Eka. Aku jadi terpancing untuk datang ke cafe tersebut. Sebab dua alasan, yang pertama untuk membuktikan perkataan Eka benar atau tidak, yang kedua untuk cuci mata lihat pelayan yang 'katanya' ganteng. Dari dua alasan tersebut, sepertinya alasan kedua lebih tepat. Hohoho~

Beberapa hari setelah UN, aku kumpulkan rombongan, yang terdiri dari para jomblowati. Semua terpancing kesana sebab ucapan Eka yang aku ceritakan pada mereka.

Di bawah panas terik hari yang entah hari apa. Kami bergerombol dengan motor pergi ke cafe tersebut. Dan itulah itu...JengJengJeng...

Sebuah cafe kecil yang nyaman untuk jadi tempat nongkrong. Di depan cafe tampat tulisan "GARNISH" dengan warna coklat yang mendominasi. Kami diam, masih duduk diatas motor yang berhenti tepat di depan cafe.

"Jadi ini cafenya?" Mungkin begitulah isi pikiran kami semua setelah melihat bentuk nyatanya.

"Kecil kaliii" terang Jupe dengan logat Medannya.

"Ya gimana lagi? Masuk nih?" Aku tanya pada semuanya.

"Ihh...aku pinginnya nasi" sergah Vierza.

"Nggak ada lah, disini pasti cuma makanan kecil" jelas Fitra yang duduk di depan Vierza.

"Jadi nggak nih?" Aku tanya ulang pada mereka sambil aku pandang satu-satu wajahnya. Semua seolah tidak mau dan bingung. Hingga salah satu pelayan datang menghampiri kami.

Aku diam, pelayan diam, Dora juga diam, ini kenapa malah ada Dora? Pergi sana!

Si pelayan diam sebab bingung ingin melayani atau harus bagaimana? Melihat situasi kami yang riuh rusuh di depan cafe. Berdebat antara mau masuk atau cari cafe lain.

"Jadi nggak nih?"

"Ihh...cafenya kecil loh Ra!"

"Aku mau nasi, itu ada KFC, kesana aja yuk!"

"Nanti di KFC kita pesan paket"

"Gimana kali kita ke Waroeng Steak aja?"

"Ihh...aku pingin nasi bukan steak"

"Disana juga ada nasi"

Semua riuh rusuh gaduh. Tak ada yang menjawab pertanyaanku. Semua sibuk mengeluh di atas motor. Mereka mengeluh ini itu padahal di dekat kami saat itu ada pelayannya. Aku tidak paham apa isi hati dan pikiran si pelayan. Sebab kami ribut di depan cafe. Banyak pengunjung cafe yang malah memperhatikan kami.

Satu persatu kami pergi ke Waroeng Steak dengan menganggap sang pelayan seolah hantu yang tak terlihat. Aku diam saja, mau bagaimana lagi?  Saat makan di Waroeng Steak, aku buka suara.

"Nanti ada yang mau balik ke Garnish?"

"Ngapain Ra?" Tanya Anggi dengan masih menikmati panganannya.

"Nggak enak sama mas pelayan tadi. Kalian semua ribut di depan cafenya. Aku mau minta maaf." Entah kenapa mas itu menari-nari di pikiran. Raut wajahnya yang tampak tidak ramah sebab lihat tingkah laku teman-temanku tadi membuat aku nggak enak hati padanya.

"Lain kali aja Ra," Sergah Jupe.

"Yah, nanti aja biar nggak berlarut-larut. Minimal minum aja gitu disana. Nggak enak sama mas itu"

"Iya juga Ra. Coba bayangkan kalo mas ikut kita. Pastikan kita sakit hati juga." Yeay! Ada Anggi yang belain!

"Yaudah kesana nanti kita?" Icha menghentikan minumnya. Dan selesai makan, beberapa diantara kami pamit pulang, lalu aku dan beberapa yang lainnya kembali ke Garnish.

Ada aku, Icha, Imah, Anggi dan Jupe. Kita berlima kembali ke Garnish. Dan masih dilayani oleh mas pelayan yang tadi. Sebab aku senang ice cream, aku jadi pesan ice cream candy blablabla yang entah apa aku lupa namanya. Teman-temanku juga ikut aku.

Lama kami menikmati ice cream. Kami juga minta fotoin sama mas pelayan tersebut. Lalu berbincang banyak tentang pencarian kerja di cafe itu. Disana hanya ada tiga pria. Satunya kasir dan duanya lagi merangkap jadi apa saja. So, mereka cari karyawan.

Lama mengobrol dengan mas pelayan, becanda dan segala macamnya. Kami semua simpulkan mas-mas disana memang ganteng. Aku pikir cafe itu usaha mereka bersama, mungkin. Dan kami pulang dengan hati yang bahagia.

Cukup jauh kami berjalan hingga aku ingat bahwa kami belum minta maaf! Padahal itu tujuan utama kami kesana! Kenapa semuanya bisa lupa? Jika aku lupa maka itu wajar, aku memang sering begitu. Tapi teman-temanku? Apakah lupa itu menular?

Ini sedikit foto kami disana. Iya disana di cafe kecil bernama Garnish. Ada juga itu foto ice cream pesananku. Itu aku dengan Icha. 😊

separador

0 komentar:

Posting Komentar