Diberdayakan oleh Blogger.
Free Hello Kitty ani Cursors at www.totallyfreecursors.com

Kamis, 25 Juni 2015

#SaveHayat

Banyak orang iba, kasihan dan turut berduka atas kepergian dirimu, Hayat.

Terima kasih banyak untuk semua yang ikut bersimpati atasnya. 😭

Read more...
separador

Dear Hayat

Dear Hayat, kamu makhluk yang lebih dari sahabat. Dulu, yang mana dulu sekali, mama sering cerita tentang kamu, dan yang lainnya. Cerita tentang kalian yang mau dibuang. Padahal kalian hanya memakai sedikit ruang di malam hari.

Mama banyak cerita tentang itu, dan banyak-banyak iba. Begitu pula dengan ku. Aku mengangguk sebagai arti setuju. Dan kalian datang beberapa hari selanjutnya bersama kedatangan mama dari kantor. Dulu kamu masih kotor, masih kucel, masih kecil, dan matamu masih terlihat sakit.

Dear Hayat, kamu kucing yang baik. Yang senang mengalah. Aku bisa tahu sebab kamu berikan tempat tidurmu pada Rizki, pendatang baru di rumah. Kamu tiduran di luar dan tidak mengajaknya bertengkar.

Walaupun kamu punya tubuh kecil dibandingkan yang lain, kamu tetap bintangnya bagi sepasang mataku. Ceriamu, semangatmu, kehangatanmu, dan segala hal atas dirimu, selalu aku suka.

Kamu senang tidur di atas tubuhku, beberapa saat di atas dadaku, di atas punggungku atau bagian lainnya. Kamu pun senang mencium-cium. Kamu senang mendekatkan hidungmu pada orang-orang yang kamu sayangi. Aku tak lupa dengkuranmu. Aku juga tak lupa cara tidurmu, kamu mudah sekali terlelap dalam dekat tubuhku, atau dalam telapak tanganku.

Aku senang cakar-cakar, pakai kuku tajammu. Senang pula mengejar rambutku yang panjang. Senang menarik mukenah ketika aku sholat. Dan senang-senang lainnya. Aku senang atas kehadiranmu yang bersenang-senang.

Tak jarang kamu ganggu aku, permainkan kertas-kertas pentingku hingga kusut, duduk di atas notebook-ku hingga banyak-banyak typo dalam tiap tulisanku, jilat-jilat cangkir sisa minumku yang mana membuatku harus rajin cuci-cuci. Kamu suka naik ke pahaku, tentu tak jarang dengan cakar-cakar kakiku terlebih dahulu. Kamu pun senang yang manis-manis, senang roti atau biskuit. Benar-benar kucing yang lucu. Yang hangat. Manis. Dan ceria. ♡

Aku tak habis pikir kamu begitu cepat pergi. Sore itu selepas aku kembali dari test kesehatan untuk masuk Universitas. Kamu terus-terusan mendiami kamar tidurku, berada dekat-dekat dengaku. Aku masih ingat kala kamu tidur, selepas sholatku, aku pegang-pegang sebelah tanganmu yang menjulur ke arahku, seolah minta untuk digenggam. Sore beranjak malam, kamu tidur nyenyak di balik selimutku, semuanya baik-baik saja. Bahkan hingga ketika aku bangun pada pukul satu. Aku bangun sebab untuk sholat Isya. Aku masih lihat kamu ikut bangun, ikut duduk di atas pahaku, mengelus lembut kepalaku di pahaku, menatap lama wajahku.
Aku sedikit menunda wudhuku, dengan menggunakannya untuk mengelus bulumu, menatap wajahmu yang lucu. Membuatmu tampak ingin menyambung tidur disitu. Sebelum kamu merajut mimpi, aku posisikan kamu di atas tempat tidurku, dan tentu aku beranjak pergi untuk mengambil wudhu. Ahh... kamu ikuti aku ke kamar mandi. Banyak-banyak kamu lihat aku ambil wudhu.

Aku memulai komunikasiku pada Allah, sementara kamu memulai komunikasimu pada mama, dalam rangka minta makan. Selepas sholatku, aku rasakan tubuhku sakit, sulit rasanya pejamkan mata, gelisah menggelayuti. Aku paksakan untuk menutup mata walau terasa sulit, walau mendadak tubuhku rasanya sakit semua.

"Tiara, kucing kita tinggal si Barokah," ucap mama yang membuatku kaget, membuatku sontak terlompat dari ranjang. Aku lari keluar, mencari-cari keberadaan Hayat. Menemukannya terjepit di bawah tangga yang terjatuh. Pikiranku buyar, aku tak terkendali. Aku tak mengerti harus apa. Amarahku membuncah. Darah segar keluar dari mana pun juga. Nafasmu sesak, kamu dalam posisi berbaring dan kejang. Dalam segar mengalir terus tanpa ampun.

Butiran kristal bening berlomba-lomba keluar, membasahi pipiku. Apa yang harus aku perbuat? Pertolongan bagaimana? Kamu tentu harus hidup, apapun caranya. Pikiranku buyar, terpencar-pencar. Sadarlah! Dia tak akan selamat. Aku tak mampu lakukan apapun. Aku hanya mampu lihat nafasnya sesak berpuluh-puluh menit, lihat darah menerobos keluar tanpa henti.

Dear Hayat, sulit bagiku merelakan kepergianmu. Kamu tak tergantikan♡ Selasa, 23 Juni 2015, pukul 1 sekian.

Read more...
separador

Kamis, 18 Juni 2015

Siapa yang harus dihormati?

Kemarin, saat puasa hari pertama, ada ujian yang cukup keren yang mana tidak jadi aku rasakan sebab seharian tidak buka instagram hahahaha~

Ada sebuah foto berisikan Bapak Gus Dur dengan rangkaian kalimat di sebelahnya. Tentang puasa, umat muslim dan siapa yang harus dihormati. Aku sendiri kurang yakin itu beliau yang bilang, mungkin orang usil yang berniat memperkeruh hubungan beragama atar umat. Aku ikut berkomentar di dalamnya, tentu dengan bumbu becandaan, yang mana malah ditanggapi serius dengan beberapa orang, beberapa yang lain sependapat denganku. Lama debat di sana berlangsung. Lucu rasanya. MUI dan Kemenag berbeda pendapat, begitu juga dengan masyarakat yang beragama. Jadi aku mau cerita sedikit tentang UN 2015 yang aku ikuti beberapa bulan yang lalu.

Kala itu UN 2015 sedang berlangsung, semuanya fokus pada ujian, hening di segala penjuru tempat untuk tidak mengganggu fokus para peserta ujian. Banyak palang-palang bertuliskan 'harap tenang, ujian sedang berlangsung', orang-orang yang bisa membacanya dan punya hati tentu akan menghormati yang sedang ujian. Walaupun bisa saja itu seseorang yang lebih tua dari yang sedang ujian. Para pengawas juga menghormati peserta ujian yang nyatanya berusia lebih muda dari mereka. Dengan menghormati yang ujian bukan berarti harga diri turun, melainkan memang mereka sedang dalam keadaan yang penting, sedang ujian. Jadi yang tidak ujian harap menghormati.

Samalah itu dengan siapa yang harus dihormati saat Ramadhan. Puasa adalah ujian dari Allah swt kepada umat muslim, tentu alangkah baiknya hati para umat non muslim yang bisa menghormati umat muslim yang sedang berpuasa. Sama bukan dengan ujian UN 2015? Sama-sama yang sedang ujian yang dihormati karena itu suatu yang penting. Yang ujian yang dihormati bukan yang sebaliknya. 😊

Namun banyak orang marah-marah dengan bilang orang muslim gila hormat, tidak toleransi dan sebagainya. Ini memunculkan kebingungan pada diriku, dimana gila hormatnya? Jika pun orang non muslim sedang beribadah tentu akan dihormati. Tidak mungkin yang beribadah menghormati yang sedang tidak beribadah. Itu namanya lucu, mari ketawa bersama-sama 😁

Sahabatku yang baik hatinya yang mana berbeda-beda agama dan pendapat, tidaklah umat muslim larang kamu makan, minum dan berdagang keduanya. Itu tentu boleh, tapi jikalah kamu baik hatinya maka kamu akan menghormati yang berpuasa. Dengan mengusahakan untuk tidak makan dan minum di hadapannya atau membuka lebar-lebar gerai toko makananmu. Itu untuk yang baik hatinya, jika pun kamu tidak baik hatinya ya tidak apa-apa. Tidaklah ada kami umat muslim punya hak untuk memarahi atau memakimu. Tentu kami hanya akan menganggap itu sebagai ujian di Ramadhan.

Islam tidaklah gila akan hormat, juga tidak kasar, sebab agama tidak ajarkan begitu. Tenanglah sekalian wahai umat-umat beragama, sesungguhnya tidaklah Tuhan senang lihat kalian melakukan perdebatan yang mana kala berupa makian bahkan menyebabkan permusuhan. Sebarkanlah perdamaian, tidak ada agama yang ada atas dasar untuk membuat umatnya menjadi buruk. 😊 begitulah pandanganku yang bukan siapa-siapa, yang masih haus akan ilmu dan senang menyuarakan pendapat dalam damai.

Ini sedikit fotonya beliau, Bapak Gus Dur dengan kalimat yang mungkin hanya editan belaka. 😊

Read more...
separador

Jumat, 12 Juni 2015

Ayo Lakukan II

Huhuhu~ kemarin, tepatnya tadi malam yang entah pukul berapa, aku tidak mampu melakukan aktivitas ngepost seperti biasanya. Selain karena sibuk (lebih tepatnya sok sibuk), juga karena kuota habis (ini keseringan main game online).

Mungkin sebab itu aku akan didepak dari #MenulisRandom2015, oke saatnya bilang Yasudahlah~ JrengJrengJreng~ ketika mimpimu yang begitu indah JrengJreng~ *goyang-goyang bareng Bondan Perkasa* (?)

Kembali ke judul~ dulu, dulu yang mana aku lupa waktunya sebab tidak diingat-ingat dan lupa itu wajar untuk manusia. Aku pergi ke suatu tempat, yang mana orang-orang yang tidak lahir di zaman prasejarah menyebutnya 'mall'. Aku ke sana tidak sendirian, takut nanti kelihatan single-nya.

Aku kesana bersama teman-temanku yang mana tidak penting namanya untuk disebutkan. Pergi tanpa arah dan tujuan benar-benar sulit. Bingung harus kemana dan bagaimana. Setelah lama bermuter-muter ria, kami memutuskan untuk memulai petualangan kami dari sini, dari sini yang mana nonton film 3D (iya, waktu dulu itu film 3D masih ke kinian banget).

Naluri dukunku muncul secara membabi buta, membuat aku kejingkrak-jingkrak memaksa untuk nonton film 3D genre horror. Awalnya beberapa di antara teman-temanku tidak setuju, namun dengan sedikit ekspresi memelas ala kucing unyu blasteran, mereka mau tidak mau harus setuju.

Lama kami mengantre, selama menunggu cintaku padamu terbalaskan #eeeaaa
Selama duduk menunggu antrean, banyak aku dengar penonton di dalam ruangan teriak-teriak. Iya, teriakan ketakutan mereka menggelegar seolah penyanyi dangdut Karawang. Karawang mana goyangannya!!! Aseeek!!!   #abaikan

Mendengar banyak yang teriak-teriak, membuatku semakin penasaran dengan si film horror 3D ini. Serem gimana sih? Lebih serem lihat mantan palingan~

Dan...tengreng...teng...teng...!

Giliran kami masuk! Semuanya duduk dengan adem ayeum di bangku masing-masing. Nggak ada yang boleh minta pangkuin. Si mba memulai aksinya sentuh-sentuh tubuhku, mulai dari pinggang, duhh...mba~ aku bisa pasang pengaman sendiri kali. Kacamata di pakai dimata, bukan di tempat-tempat lain, bukan di hidung juga, kalau di hidung namanya kaca bohongan!

Lampu utama dimatikan. Film pun di mulai, film berjalan lancar bersama dengan otakku yang juga berjalan. Backsound yang dibuat-buat menakutkan, cipratan air yang entah keluar dari mana, bangku yang bergerak-gerak seolah main wahana di Ancol dan hantu 3D yang tampak membunuh kami menemani jalannya film. Dan biar keren aku ketawa paling kencang, seolah nonton Stand Up Comedy.

HAHAHAHA! HANTUNYA KOCAK! AAA...TOLONG TOLONG AKU MAU DIMUTILASI HANTUNYA! SINI SAYANG SINI HAHAHAHA!

Menyadari kegilaanku, beberapa teman yang awalnya takut berubah menjadi ultraman? Oke ulangi, berubah menjadi gila, ikut-ikutan ketawa. Thinking again guy's! (sok bahasa Portugis), ini cuma film, ngapain ketakutan dan ngerasa kebunuh? Masa dibunuh rasanya kebasahan air gini? Kalian yang ketakutan cuma tersugesti dengan pikiran masing-masing. Dan aku hadir untuk melawan sugesti serem itu~ kita tertawa lepas bersama film 3D genre horror~ kita ini gila~

Selesai film, kami keluar dengan bersahaja, membuat mas kasir dan mba karyawan beserta pengantre lainnya lihat-lihat kami, ini rasanya kami seolah bintang idola yang jadi fokus utama deh. Whatever~ enjoy with my life~

So, itu yang aku lakukan, apa yang kamu lakukan? Ayo Lakukan~ ^^

Read more...
separador

Rabu, 10 Juni 2015

Ayo lakukan~

Keren. Keren itu terdiri dari 5 huruf dalam 1 suku kata. K-E-R-E-N. Jika dieja ka e ke er e en keren~ oke abaikan!

Menurutmu keren itu apa?
Keren itu bisa slamdunk!
Keren itu nerbitin buku!
Keren itu naik gunung dong!
Keren itu pakai mobil keren bro~
Keren itu makan sushi!
Keren itu makan sushi sambil kayang!
Keren itu makan sushi sambil kayang dari hidung! (Ini keren sama gesrek ko beda tipis ya?)

Selain cantik, keren itu juga relatif. Setiap orang punya presepsi yang berbeda-beda tentang keren. Menurutku ngelakuin sesuatu yang kita pingin tapi nggak lazim itu bisa dikatakan keren, ya selama nggak melanggar norma, unsur SARA dan pornografi sih.

Dan kali ini atas dasar 'keren' aku akan buat tagline AYO LAKUKAN!
Apa saja sih yang sudah kamu lakukan sebab ingin? Walaupun banyak orang menganggap itu gimana gimana gitu. Kalau aku mungkin dimulai dari:

-Nempelin label harga buku di peralatan makan sebuah foodcourt. Iya, jadi waktu itu aku dengan beberapa temanku yang nggak penting disebutin namanya, ke foodcourt bareng setelah kami semua menyadari bahwa balik dari hunting ke toko buku buat perut dangdutan aduhay~
Ya seolah magnet, perut tarik menarik ke arah foodcourt. Jadilah kami disana dengan deretan pesanan, dan makan super duper beringas! Bukan beringus yaaa~
Dalam sekali kedipan mata, semua makanan dan minuman menghilang dari tempatnya, ini bukan trik kamera loh.
Habis makan terbitlah Oon. Mungkin itu pribahasa yang cocok untuk menggambarkan keadaan kami setelah makan. Rasanya oon gimana gitu, dan berkat ke-Oon-an itu, muncul ide kreatif dari dasar lambung seorang Tiara. Ide kreatif untuk nempelin stempel harga buku di sendok, sumpit, mangkuk tempat makanan dan minuman yang kami pesan tadi.

"Wah harga sendoknya Rp 68.000"

"Ini mangkok Rp 60.500,-" 

Ahh...begitulah ketidak warasan di antara kami. Hingga pengunjung lain pada lihat-lihat dan mba pelayan bersihkan semua yang ada di atas meja kami. Aku pikir dia lihat kerjaan anak-anak kurang waras ini, tapi dia hanya bisa diam. Ngohahaha~


So, apa yang kamu lakukan?

Read more...
separador

Selasa, 09 Juni 2015

Jika...

Aku akan menulis satu buku yang mana berasal dari apa yang kudengar, kulihat, dan kurasakan. Yang mungkin akan berisi tentangan-tentangan pada segala hal yang menurutku lebih baik dirubah. Mungkin tentang asmara, pendapat, pemikiran dan kebiasaan orang banyak. Tentu berupa kehidupan yang ada dan nyata. Walau tidak seperti buku yang biasa ada di pasaran dan best seller, aku harap buku ini dapat menginspirasi dengan caranya.

Buku yang tidak membuat pembacanya kaya, rupawan, sukses atau termotivasi secara besar-besaran. Hanya buku yang berisi pemikiran-pemikiran kecil. Yang mana setiap orang boleh baca, tidak hanya satu agama, ras, atau kalangan dalam kasta. Buku yang untuk semua orang.

Inilah buku, dikemas dengan unsur yang mana diusahakan untuk komedi, untuk membuat yang baca ceria dan bahagia. Tidak dikemas dengan sulit. Tidak dikemas dengan kekuatan sastra sebab tidak semua orang suka, dan tidak pula dengan keindahan bahasa sebab tidak semua orang akan paham. Hanya dikemas dengan komedi yang semua orang tentu suka bahagia, ceria, dan tetawa.

Dan itulah yang akan aku jawab jika ditanya jika aku hanya mampu menerbitkan satu buah buku di dunia, maka aku akan menuliskan buku tentang hal itu.♡

Read more...
separador

Senin, 08 Juni 2015

Senyum Gadis Bambu

Ini ditulis sebab malam narasi di owop. Tulisan alakadarnya, yang tidak cetar membahana. Yahh...aku tidak begitu baik dalam tulis menulis hehehe, mohon dimaklumi. Ini sedikit direvisi. Hehehe...
Tidak horor! Lebih horor ujian dan bagi raport kok!
Sudahlah yaaa~ cekidot~

Sore mulai beranjak malam. Tampak dari lukis langit yang mulai berubah jingga, ungu dan seberkas cahaya keemasan, indah. Semilir angin berhembus syahdu bersama langkah kaki yang berdetak terus sepanjang perjalanan pulang. Itu aku, berjalan menyusuri bambu-bambu, aku ingin pulang ke rumah. Sebenarnya ada jalan lain, tapi sebab beberapa begundal itu menunggu di persimpangan jalan rumahku, aku terpaksa harus melewati jalan yang dikelilingi bambu ini.
Tadi Hanna bilang bahwa aku tidak boleh lewat jalan ini, entah perihal apa dia melarangku. Mungkin ia ingin lihat aku digebuki oleh para begundal itu.

Dasar wanita bermuka dua dia itu. Menyenangkan lewat jalan ini, selain sejuk, juga tidak ribut dengan kendaraan yang berlalu lalang. Lebih menyenangkan lagi saat aku lihat seorang wanita dengan kimononya. Seolah wanita kerajaan, dia mau kemana? Perayaan Musim Panas?

Aku tatap punggunya, lehernya putih, pundaknya seolah memanggil untuk dipeluk. Mungkin dia butuh kehangatan.

"Sedang apa?" tanyaku tanpa basa-basi. Aku sangat tidak sabar berkenalan dengannya.

"Oh...eh...tidak, aku sedang mencari sesuatu," jawabnya sedikit kikuk. Wanita yang lucu menurutku. Membuatku semakin penasaran dengan dirinya.

"Mau aku bantu?" tawarku padanya, sambil menatap kedua bola matanya yang indah.

"Tentu, aku kehilangan cerminku. Mohon bantuannya." Aku melihat matanya tersenyum begitu manis, tentu saja menyipit.

Lama aku membantunya mencari cermin, namun tidak juga aku temukan. Kami mencari ke arah yang berlawanan. Tapi salah satu di antara kami tidak ada yang menemukan cermin itu. Hari mulai malam. Aku dengar gagak hitam berkicau begitu buruk.

"Sepertinya cerminmu tidak ada dimana-mana Nona." Aku buka suara, memecahkan keheningan diantara kami dan para bambu yang mengelilingi.

"Tidak apa. Terima kasih."

"Bolehkah aku bertanya sesuatu?" sambungnya, padahal aku belum menjawab.

"Tentu"

"Apakah aku cantik?" matanya tampak menggoda. Membuat wajahku merona merah, darahku berdesir naik, kepalaku begitu panas rasanya.

"Kau begitu cantik Nona" jawabku dengan penuh keinginan untuk memeluknya.

"Apakah benar aku cantik?" Aku kaget, ingin rasanya mataku keluar dari sarangnya. Jantungku seolah berhenti berdetak. Sensasi ini benar-benar baru kali ini aku rasakan. Sensasi ini membuat tubuhku limbung dan jatuh ke tanah.

Darah di tubuhku berdesir keluar. Bersama sesuatu yang merah di pipiku, itu perbuatan wanita tadi. Dan asal tahu saja, itu darah. Darah segar yang mengalir sesukanya di pipiku.Jantungku seolah berhenti berdetak, nafasku rasanya menghilang. Pisau tertancap di beberapa bagian tubuhku. Bahkan pelipis mataku rasanya sudah tidak karuan.

Tsaap!

Tanpa sungkam, ia menancapkan pisau ke dalam mata kiriku. Lalu ditariknya lagi pisau tersebut. Aku tidak bisa menjelaskan bagaimana keadaan mata kiriku saat ini. Badan pisau itu ia sayatkan lagi pada pipiku. Senyumnya mengembang, dengan mulut menganga dan tersobek begitu besar. Ia tampak senang menyucuk mata kiriku berkali-kali.

Selesai dari situ, jemari lentiknya membelai dadaku. Seolah dia ingin memeluk erat tubuhku dengan kasih sayangnya. Namun kenyataannya. Ia lagi-lagi menusuk bagian perutku dengan pisaunya. Ia putar pisau tersebut sehingga menyisakan rongga besar di bagian perutku. Membuat usus-ususku terburai keluar. Dan yang terakhir ia tancapkan pisau itu di jantungku. Membuat darah segar memaksa keluar dari mulutku.

Aku tidak mampu berteriak, untuk bergerak saka rasanya susah. Dengen sebelah mataku, aku melihatnya tersenyum bersama mulut yang tersobek lebar itu. Berdiri di hadapanku. Maafkan aku Hanna.

Read more...
separador

Minggu, 07 Juni 2015

Mr.IUS

Riuh. Gaduh. Rusuh. Namun entah dimana. Entahlah. Sibuk memanggil. Menyerukan. Namun entah siapa.

Penuh-penuh rasa gelisah. Resah. Gundah. Siapakah gerangan? Ahh...sungguh dibuatnya aku penasaran. Tanda tanya dalam pikiran. Dilema dalam perasaan.

Antara harus dijawab atau dibiarkan?

Read more...
separador

Sabtu, 06 Juni 2015

Missing MMO 2

Ahh...kepalaku lelah, tubuhku pusing~

Disinilah aku terkapar kece di atas ranjang, bersama udara sejuk yang bukan dari kota Medan, tapi dari AC yang dinyalakan. Itu disebelah selatan tubuhku ada tv, disebelah timur ada dinding dan barat ada banyaaak yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu.

Malam ini kangen menelusup dalam rongga hatiku. Kangen sekangen kangennya kangen pada MMO 2. Ahh...ingin aku flashback banyak-banyak, yang mana bukan dalam rangka promosi karena memang tidak dapat royalti atas ini.

Aku utarakan dengan tulus sebab aku kangen sekali. Dulu selelah apapun, walau kantuk menghinggapi tapi tetap tugas yang aku emban wajib aku kerjakan. Ya! Menulis 2 halaman setiap harinya. Kadang malas hinggap, kadang kurang ide datang, kadang lelah menghantui dan kadang-kadang lainnya. Dan sekarang aku kangen. Kangen isi scoring board ini.

Semuanya aku kangen♡

Read more...
separador

Jumat, 05 Juni 2015

LiSA on #TeamChitoge

Konbanwa minna-san!

Hari ini aku senang dan ingin mengucap alhamdulillah sebab mataku sudah kembali normal. Yeay! Semoga itu sakit mata yang pertama dan terakhir yaaa!

Oh yaaa! Kali ini aku ingin cerita tentang anime yang cukup aku senangi. Judulnya Nisekoi♡

Spoiler sedikit, anime ini diperankan oleh chara lelaki yang rada-rada gimana gitu, ayahnya yakuza (penjahat) tapi dianya senang memasak, kan rada-rada yaaa!

Lalu dia mencari wanita di masa kecilnya dan ketemu lah dengan Onodera, Chitoge dan yang satu lagi si centil yang malas aku sebutkan namanya. Huehehehe...

Anime ini cukup menarik banyak anime lovers untuk menontonnya! Bahkan terjadi kontoversi antara support siapa? Nah! Aku ada di #TeamChitoge sebab Chitoge itu ceriwis, manis, dan banyaaak lagiii~

Walaupun dia terkesan kasar dan bawel tapi nyatanya Chitoge itu gadis yang baik. Aku senang Chitogeee♡ dan ternyata LiSA juga berada di #TeamChitoge

Kyaaa...kakkoi nyan!♡

Sudah dulu yaaa~ Jane minna-san!

Read more...
separador

Rabu, 03 Juni 2015

Senja Tanpa Ucap Berpisah

#Nowplaying Mocca feat Dewi Lestari - Aku Ada

Arsiran halus menghias langit. Jingga, nila, biru tua dan sebagainya. Beberapa ucap indah, yang lainnya tidak. Semua baik-baik saja, aku kan tenang walau kau pergi, pasti kau kembali.

Kau pergi duluan, dan tentu kan ku kejar, kan ku susul, aku butuh kalimat perpisahan.

Ahh...aku terlambat, ini tidaklah tepat. Kau pergi tanpa sepatah kalimat. Tidak, tidak, aku percaya semua kan baik.

Tak ada ucap berpisah darimu untuk ku, walau kau ucap untuk semua makhluk. Tenanglah, aku tenang. Aku percaya. Aku tahu kau tahu aku ada.

Tenanglah, aku lalui waktu bersama senja, tanpa ucap kata terakhir dari bibirmu. Aku akan baik-baik saja, begitu juga kau yang disana.

Namun lama, lama seiring perputaran dunia. Kau menghilang bersama senja, tersisa aku disini bersama gelapnya malam. Kelam. Suram. Ahh...ini kah arti senja tanpa ucap berpisah? Aku pikir kan lebih baik.

Aku pikir kau akan kembali sebab tak ada kalimat berpisah. Aku pikir semua baik, aku pikir kau baik. Aku pikir kita baik. Aku pikir tak akan ada hal buruk.

Ahh...itulah itu senja terakhir bersama kepergianmu tanpa ucap berpisah...

Kau sisakan luka, bersama hati yang pilu, rasa yang kelu, semua bercampur menjadi satu, tanpa kehadiranmu, yang selalu aku tunggu, walau aku tahu percayaku ini palsu.

Read more...
separador

Selasa, 02 Juni 2015

PAK

Pria dan Aku adalah Kuli, disingkat PAK. Entah sebab perihal apa.

Tadi itu siang, dimana tanggal sedang berwarna merah. Aku ditemani mama, tepatnya aku yang menemani. Di sebuah tempat yang ramai dengan makhluk-makhluk yanh mana sering disebut manusia. Yang mana banyak manusia minta ini itu, lalu ditukar dengan selebaran. Iya, itu di pasar.

Lama kami di pasar, banyak orang datang dekat-dekat hampiri mamaku. Dengan wajah lusuh dan memelas bersama batang yang mereka minta kami beli.

"Ayo lah bu, seribu aja"
"Saya mau pulang bu, ayo lah"
"Bu yang ini sepuluh ribu aja"
"Bu ini saya bungkus ya"
"Mau ya bu"

Segala macam ucap melas, tak lupa wajahnya. Yang mana berakhir dengan aku yang memikul semua barang. Mama memang tak pernah tahan lihat orang-orang memelas padanya. Dan aku jadi korban. Membawa sapu, sayur, kerupuk dan segala macam dagangan hasil pemelasan dan secara tidak langsung pemerasan.

Bagaimana dengan mamaku? Sama seperti kekasih para pria pada umumnya. Mereka berbelanja dengan santai. Kami lah kami yaitu aku dan para pria yang jadi kulinya.

Ahh...aku mengerti rasanya jadi kalian para pria yang miliki wanita gemar belanja. Kelak suatu hari aku jadi milik seorang pria yang baik, aku akan bawa belanjaanku sendiri. Sebab jadi kuli seperti ini. Aku sudah rasakan.

Dan oh ya, selamat beristirahat. ♡

Read more...
separador

Senin, 01 Juni 2015

Deadline Effect~

Sampai ketemu lagi Mei, selamat datang Juni bersama pagi hingga siang yang ceria, bersama tenggorokanku yang meradang, bersama pusing yang mendera dan bersama naskah tentunya.

Ahh...ini tulisan pertamaku di bulan Juni. Aku harap semua yang baik-baik, yang tidak bisa aku ketik, sebab terlalu banyak.

Entahlah. Entah apa yang ingin aku utarakan hari ini. Ini tulisan yang benar-benar random. Inilah ini yang nyatanya sangat random dari apapun juga~ Huahahaha...oke abaikan

Cukup sekian dan terima kasih. Selesai sudah post yang tidak ada isinya ini. Aku akan lanjutkan editing naskah. See yes~

Read more...
separador