Dulu, yang tak bisa disebut dulu sekali. Mungkin kemarin
atau hari semalam, aku masih menyukaimu. Namun, seiring berputarnya bumi kau
semakin tidak mengenalku. Walau aku menunggumu, kau semakin menghindariku. Kau tampak
tak nyaman lagi. Dan aku tak bisa berhenti mengagumiku. Ku turuti kata hati
untuk terus begitu. Namun sekarang rasanya lelah.
Aku begitu lelah tapi bukan berarti aku menyerah. Aku
hanya perempuan cupu yang selalu mengagumi. Isi kepalaku hanya harapan-harapan
semu. Anganku melayang tinggi, dan selalu ada kamu di sana, di dalam anganku. Aku
selalu berharap ada keajaiban untuk bertemu denganmu. Terserah dimana pun itu
asal aku bertemu denganmu. Kenyataannya semua tak seperti yang ku harapkan. Hingga
degup itu mulai berkurang.
Mungkin aku bosan menguntitmu. Aku bosan
mengharapkanmu. Aku bosan berangan-rangan yang semu. Aku tak berharap lagi
terjadi keajaiban di antara kita. Bukan sebab aku tak menyukaimu, tentu aku
masih suka. Namun rasanya kupu-kupu itu tak terbang di perutku lagi. Ritme jantungku
tak seperti dulu lagi. Mataku telah lelah menampung air. Bibirku bosan
melengkung ke bawah.
Menunggumu seolah menanti pelangi di kala matahari
bersinar dan langit tak jatuhkan hujan. Mustahil. Aku hanya terlalu bodoh
membiarkan kau masuk ke hatiku. Dan hatiku yang bodoh sama sekali tak mampu
membawamu pergi menjauh. Ingin rasanya aku membolehkan orang lain masuk, namun
hatiku belum menerima semua itu.
Dari aku si perusak kata
Kala ngantuk!
Senin, 15 Februari 2016
0 komentar:
Posting Komentar