Assalamualaikum lelaki yang sampai detik ini masih
ku cinta. Kau tak harus balas cintaku namun kau harus balas salamku.
Aku ingin beritahu jika hingga saat ini aku masih
mencintaimu, walau kadang bosan memutar kenangan, lelah dirundung hati yang
resah dan gelisah, miris jika setiap mengingatmu harus menangis. Jalinan
harapan-harapan semakin semu, tak pernah kunjung menunjukkan peningkatan. Mulai
hampa rasanya. Mulai sadar kiranya.
Kau tahu tumbuhan? Tumbuhan dengan kualitas terbaik
pun akan layu bahkan mati jika tidak mendapat cahaya matahari, jika tidak
sesuai kadar asam basa tanahnya, jika tidak dirawat, jika tidak diberi pupuk,
jika tidak disemprot anti hama dan jika tidak ingin hidup. Tumbuhan itu sam
seperti hatiku dan mungkin juga hati semua orang.
Walau ribuan kali aku katakana bahwa aku mencintaimu
namun kelak aka nada saat di mana cinta itu layu dan mati dengan sendirinya. Walau
ribuan kali aku bilang tak masalah mencintaimu dalam diam, tak masalah
mencintaimu walau tak terbalaskan, tapi kelak aka nada saatnya semua itu musnah
seketika.
Cinta tak akan berlangsung terus menerus tanpa ada
balasan. Seperti halnya kau beribadah karena inginkan surga, seperti halnya kau
bersedekah untuk dapat rezeki berlimpah, seperti halnya kau belajar dengan giat
untuk sukses di masa depan. Cinta sama seperti itu. Cinta itu pamrih. Jika aku
mencintaimu saat ini, besok, bulan depan, hingga beberapa tahun kemudian, namun
kau tak pernah membalasnya maka aka nada saat di mana cintaku menghilang dengan
sendirinya. Kelak saat itu tiba, maka maafkanlah aku, aku sudah berusaha untuk
mencintaimu hingga detik ini.
Cepat atau lambat mencintai juga ingin dicintai. Cinta
itu pamrih, kecuali cinta Allah pada hamba-Nya, cinta Nabi pada umatnya, dan
cinta Ibu pada anaknya.
Dari aku si perusak kata
Kala malam tiba
Kamis, 11 Februari 2016
0 komentar:
Posting Komentar